Tuesday 19 May 2015

RELAWAN PENGHIMPUN DANA INFAQ DAN SEDEKAH PARA DERMAWAN INDONESIA UNTUK KESEJAHTERAAN YATIM RAMADHAN

Dicari relawan amilin yang bersedia menghimpun dana dermawan untuk Yatim, Piatu dan Dhuafa di bulan Ramadhan 1436 H. diselenggarakan oleh Yayasan Pintu sedekah Indonesia yang berkolaborasi dengan Yayasan Miftahul Falah untuk mensejahterakan anak-anak Yatim, Piatu dan Dhuafa yang kami kemas dalam program Best One Yatim Senyumkan dan Sejahterakan. Income 20% dari penghimpunan dana perorangan.
Segera daftarkan diri anda untuk membantu mereka yang sangat membutuhkan uluran tenaga kita. dengan cara:
mengirimkan data diri via e-mail/SMS.

Fasilitas:
1. Gaji
2. Pelatihan Khusus Marketing Amilin
3. Sertifikat

Syarat:
1. Min. SMA/sederajat umur mak. 36 tahun
2. Ulet, disiplin, sopan dan rapih, mudah beradaptasi.
3. Melampirkan Fc. raport terakhir
4. Lancar membaca Al-Qur'an
5. Mengisi formulir pendaftaran
6. Mengikuti Wawancara
7. Foto 3x4 (1 lmbr)

Info lebih lanjut bisa telepon, sms atau langsung ke sekretariat kami terdekat.
Jln. Panyingkiran 04/04 Situ Sumedang
Jln. Cipadung Permai 2 No. 108A Cipadung Bandung
085295952958/pintusedekah.new@gmail.com

Thursday 2 April 2015

MAKALAH BIOGAS





BAB I 
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang muncul secar alami yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia pada umumnya. Dengan semakin cepatnya pertambahan penduduk di indonesia khususnya, maka sumber daya alampun diperlukan lebih banayak lagi, dan hal itu tidakla mungkin apabila kita membicarakan sumber daya alam yang tidak dapat di perbaharui, contohnya minyak bumi, batu bara, berbagai jenis logam, dan juga gas alam.
Berawal dari minyak bumi yang semakin berkurang, maka di Indonesia konsumsi minyak bum yang dijadikan minyak tanah untuk keperluan hidup manusia sehari-hari untuk memasak ataupun keperluan lainnya menjadi di batasi dan beralih ke gas alam. Sama halnya dengan minyak bumi gas alam juga merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Dengan seiring perkembangan teknologi hal ini pun menjadi satu masalah yang harus dipikirkan untuk masa depan manusia. Biogas adalah salah satu alternatif dari masalah ini karena dilihat dari manfaat dan jangka waktu yang tidak dibatasi tidak sama halnya dengan gas alam yang sewaktu-waktu dapat habis, karena di Indonesia secara umum terdiri dari wilayah pertanian dan peternakan.
B.       Rumusan Masalah
1.         Bagaimana awal mulanya biogas?
2.         Apa saja manfaat dari biogas?
3.         Bagaimana cara pembuatan biogas?
4.         Bagaimana perkembangan dan potensinya di Indonesia?


BAB II
PEMBAHASAN
A.       Sejarah Biogas
Seorang ilmuan dari benua Eropa yang bernama Volta, pertama kali Volta menemukan gas yang dikeluarkan dari rawa-rawa yang terjadi pada tahun1770. Setelah itu Avogadro meneliti tentang gas metana dan akhirnya pada tahun 1875 biogas dipastikan menjadi sebuah produk yang dihasilkan oleh proses anaerobik digestion.
Sembilan tahun setelah Avogadro (1884) seorang ilmuan yang bernama Pasteour melakukan penelitian mengenai biogas dengan menggunakan kotoran hewan, hal ini ternyata menjadi landasan penelitian biogas sampai saat ini.
B.       Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik, termasik diantaranya kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yangg biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkkan listrik.
Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil mengurai dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.
Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi mekanis pada tempat pengolahan limbah.
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4 [1].
Komposisi biogas[2]
Komponen %
Metana (CH4)        55-75
Karbon dioksida (CO2)     25-45
Nitrogen (N2)         0-0.3
Hidrogen (H2)        1-5
Hidrogen sulfida (H2S)     0-3
Oksigen (O2)          0.1-0.5
Kandungan energi biogas memiliki nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
Selain gas utamanya yang dihasilkan oleh biogas ini adalah pupuk organik limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah, dan padi.
C.       Manfaat Biogas
Pemanfaatan biogas dapat dirasakan oleh berbagai pihak diantaranya rumah tangga dan industri. Untuk keperluan rumah tangga biogas dapat di pakai untuk keperluan sehari-hari sebagai bahan bakar untuk memasak, sedangkan dalam bidang industri biogas dapat mengurangi limbah buangan dengan pengelolaan yang baik. Yang sangat penting manfaat biogas ini adalah mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga sumber daya alam tersebut tidak terkuras habis dengan cepat.
D.       Pembuatan Biogas Skala Sederhana
Prinsip dalam pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik atau tertutup dari udara bebas untuk menghasilkan gas yang sebagian besar adalah berupa gas metana (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas.
Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30-55°C, dimana pada suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan-bahan organik secara optimal.
Hasil perombakkan bahan organik oleh bakteri adalah gas metan seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel Komposisi biogas (%) kotoran sapi campuran kotoran ternak dengan sisa pertanian.
Jenis Gas
Kotoran Sapi
Campuran kotoran + Sisa Pertanian
Metan (CH4)
65,7
54-70
Karbon dioksida (CO2)
27,0
45-57
Nitrogen (N2)
2,3
0,5-3,0
Karbon Monoksida (CO)
0
0,1
Oksigen (O2)
0,1
6,0
Propena (C3H8)
0,7
-
Hidrogen Sulfida (H2S)
-
Sedikit
Nilai kalori (kkal/m²)
6513
4800-6700

1.         Membangun Instalasi Biogas
Bangunan utama dari instalasi biogas adalah digester yang berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan bakar organik oleh bakteri. Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model Continuous Feeding dimanapengisian bahan bakar organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Besar kecilnya digester tergantung pada kotoran ternak yang dihasilkan dan banyaknya biogas yang diinginkan. Lahan yang diperlukan sekitar 16 meter persegi. Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti passir, semen, batu kali, batu koral, bata merah, besi kontruksi, cat dan pipa prolon.
Lokasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang hewan ternak, sehingga kotoran ternak dapat langsung disalurkan pada digester. Disamping digester juga harus dibuatkan penampung sludge (lumpur) dimana sludge tersebut nantinya dapat dipisahkan dan dijadikan pupuk organik cair.
2.         Reaktor Biogas Skala Sederhana
Spesifikasi Teknis
a.         Volume reaktor (plastik) : 4.000 liter
b.         Volume penampung gas (plastik) : 2.500 liter.
c.         Kompor biogas : 1 buah
d.        Drum pengaduk bahan : 1 buah.
e.         Pengaman gas : 1 buah.
f.          Selang saluran gas : +10 meter.
g.         Kotoran ternak dari 2-3 ekor sapi/kerbau
h.         Biogas yang dihasilkan 4 m kubik setiap harinya (setara dengan 2,5 liter minyak tanah).
3.         Persiapan Pemasangan Reaktor Bogas
a.         Pembuatan lubang reaktor, panjang = 4 m, lebar = 1,1 m, dalam= 1,2 m.
b.         Pembuatan meja tabung plastik penampung gas : (diameter 1,2 m) panjang = 3 m, lebar =1,2m
c.         Kotoran sapi (fases) awal sebanyak 100 karung kantong semen atau karung seukurannya (100 kantong semen = 2000 lt). Persiapan awal ini untuk mempercepat produksi gas yang siap untuk digunakan (dinyalakan).
d.        Drum untuk tempat pencampuran kotoran (fases) dengan air (1:1) 1 buah (200 liter)
e.         Karung untuk tempat sisa kotoran dari proses produksi biogas
f.          Kayu atau bambu untuk pagar, supaya reaktor aman dari gangguan ternak atau lainnya
g.         Terpal dan bahan lainnya untuk atap reaktor supaya terhindar dari hujan atau material yang jatuh dari atas.
Setelah pengerjaan digester selesai maka mulai dilakukan proses pembuatan biogas dengan langkah langkah sebagai berikut:
·  Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam digester.
·  Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
·  Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
·  Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
E.        Perkembangan Biogas
Di Indonesia, program pengembangan dan pemanfaatan biogas mulai digalakkan pada awal tahun 1970. Pengembangan tersebut  bertujuan untuk memanfaatkan limbah dan biomassa lainnya dalam rangka mencari sumber energi lain di luar kayu bakar dan minyak tanah. Namun program tersebut tidak berkembang meluas di masyarakat. Hal ini disebabkan karena masyarakat pada waktu itu masih mampu membeli minyak tanah dan gas LPG, untuk kepentingan sehari-hari, disamping itu biaya pembuatan satu unit instalasi biogas  relatif tinggi.
Pengembangan biogas menjadi penting dan mendapat perhatian baik dari pemerintah maupun masyarakat setelah dikeluarkannya kebijakan pemerintah dalam mengurangi/memangkas subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan harga BBM sampai 100 % , bahkan untuk minyak tanah sampai 125 % per 1 Oktober 2005, menambah beban pengeluaran biaya kehidupan rumah tangga yang kurang mampu. Dampak selanjutnya yang mungkin terjadi bagi masyarakat di pedesaan adalah memanfaatkan kayu bakar sebagai sumber energi alternatif. Caranya adalah dengan melakukan penebangan kayu yang tidak terkontrol di sekitar hutan atau perkebunan.  Perbuatan yang demikian dapat mengancam kelestarian tanaman, mengakibat banjir dan bencana tanah longsor serta menipisnya cadangan air. Oleh karena itu, pengembangan biogas di sekitar kawasan hutan, perkebunan atau di daerah pertanian yang padat ternak atau banyak tersedia limbah organik adalah suatu kebijakan yang sangat bijaksana.

BAB III
KESIMPULAN
            Bioteknologi merupakan gas yang dihasilkan oleh proses fermentasi kotoran hewan atau manusia, sampah, limbah organik. Biogas berbahan dasar metan yang apabila di bakar sedikit kemungkinan merusak lapisan ozon. Biogas sebagai alternatif sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.


 DAFTAR PUSTAKA
Muryanto, 2006. Petenjuk Usahatani Sapi Terpadu. Prima Tani Kab. Magelang.
Anonimous, 1977. Digester Gas Bio, Program Badan Urusan Tenaga Kerja Sukarela Indonesia, Departemen Tenaga Kerja, Bandung.